Kamis, 25 November 2021

Telaga Biru Cicerem & Telaga Nilam, Majalengka

November 2021,

Menghilangkan penat dari pekerjaan rutin di kantor mau liburan yang gak terlalu jauh, maka saya dan 2 orang teman yang anaknya pada masa itu sam-sama satu sekolah di TK berencana mengunjungi lokasi wisata di Majalengka, Jawa Barat.  pilihan kami mengunjungi Telaga Biru Cicerem, kenapa lokasi ini dipilih karena sedang viral dan lokasinya gak jauh dari Jakarta lewat tol Cipali.

kami berangkat jam 06.00 WIB dari Bekasi agar nanti sampai rumah tidak terlalu malam, oh ya untuk yang mau kesana jangan lupa pastikan menentukan lokasi di google map yang tepat, karena kami sempat nyasar ke Telaga Biru Ciherang, harusnya yang kami cari melalui google map adalah Telaga Biru Cicerem Majalalengka, untungnya dari lokasi kami nyasar tidak terlalu jauh menuju lokasi yang sebenarnya, hanya 20 menit.

sampai di lokasi sekitar jam 10.00 WIB, karena hari kerja maka lokasi wisata yang konon berdasarkan cerita rakyat yang masih terus melekat sampai dengan saat ini, telaga atau danau ini berasal disaat Wali Songo datang ketempat ini kemudian wali tersebut memukulkan tongkat, dengan kesaktian/ilmu karomah yang dimiliki oleh sang wali dan dengan ijin tuhan munculah mata air dan membentuk danau yang tak pernah surut walaupun pada musim kering. Para wali menjadikan air yang terdapat Telaga Biru ini sebagai tempat untuk bersuci ‘Wudhu, dan sekarang menjadi salah satu lokasi wisata cukup terkenal di Majalengka.

 
telag ini dihuni oleh beragam jenis ikan yang tidak boleh dipancing apalagi untuk dibawa pulang ke rumah. oh ya, saat kami datang harga tiket masuk 10 ribu rupiah/orang, kendaraan 5 ribu rupiah/orang. dan jangan khawatir di lokasi ini sudah ada fotografer setempat yang akan mengabadikan kita di tepian telaga atau menaiki ayunan yang sudah disediakan.
 
setelah puas berfoto di telaga biru cicerem, kami beralih ke Telaga Nilem yang letaknya tidak terlalu jauh dari lokasi pertama.
 
 
Daya tarik telaga ini adalah air telaganya yang berwarna kebiruan sangat jernih dan bening. Sehingga untuk dapat melihat dasar telaga bisa dengan mata telanjang atau tanpa bantuan alat apapun. Asal usul nama nilem sendiri konon karena banyak ikan nilem/nila yang berada di dalam telaga yang airnya jernih, bening dan segar karena sumbernya berasal dari mata air pegunungan, tapi saat saya kesana ikan nila yang ada di telaga tidak terlihat dan sayangnya lagi tidak seperti telaga biru cicerem, telaga ini menurut saya kurang di kelola dengan baik, sampah masih terlihat di sekitar telaga, bahkan saat saya berenang ada anjing berkeliaran dengan bebas di sekitar telaga, pada hal harga tiket masuknya lebih mahal dari telaga cicerem 15 ribu rupiah/orang dan kendaraan 5 ribu rupiah/orang.
 
terlanjur sudah sampai di lokasi, sebelum merendamkan badan di telaga yang banyak terdapat bebatuan yang cukup licin dan beberapa cukup kasar di dasar telaganya, kami menemukan spot pepohonan yang cukup rimbun dan alami. 
 


 itulah sekilas perjalanan kami di 2 telaga yang sedang viral di sosial media, sebenarnya masih banyak lagi lokasi wisata di Majalengka yang sedang viral, namun karena waktu terbatas dan kami harus kembali pulang, maka 2 telaga ini cukup untuk kami refrhesing sejenak dari kesibuka kantor, cukup ambil cuti satu hari dan pergi bersama teman-teman tersayang, maka semangat baru akan datang lagi

 

 


 


Senin, 11 Januari 2021

Gowes di Bukit Kanaga Majalengka

ini kali kedua coatesvillecyclistcommunity gowes di Majalengka atas undangan om Andri tetangga baik hati dan tidak sombong yang berasal dari sana, 3 tahun lalu tujuan gowes kami adalah Bukit Sawiyah dan kali ini kami diiming-imingi pemandangan alam Bukit Kanaga.  

kami ber-9 berangkat Sabtu pagi agar sorenya bisa menjajal lintasan, sampai di rumah orangtua om Andri tidak lama kami disuguhi makan siang khas sunda, nasi liwet, ikan mas goreng pedes entog, lalapan, sambel, tahu dan tempe, tidak ketinggalan buah2 an dari kebun sendiri pisang, rambutan dan mangga. setelah rehat sejenak mulailah jam 16.00 WIB kami menjajal track di sekitar rumah om Andri yang masya Allah pemandangannyapun bagus tapi teteup banyak tanjakannya. 


setelah roling, menjelang magrib kami kembali ke rumah om Andri untuk istirahat dan santap malam. seperti sebelumnya santap malam yang disediakan tuan rumahpun lezaat sekali di udara yang cukup dingin, walhasil sajian kambing guling, sate dkk nya tanpa menunggu lama langsung diserbu. akibat full tank mayoritas ibu-ibu langsung merebahkan badan istirahat menyiapkan fisik untuk gowes di Bukit Kanaga.

jam 06.00 WIB kami semua sudah siap, sepedapun sudah diloading di mobil bak terbuka menuju puncak terasering Panyaweuyan sebelum digowes kebukit Kanaga. pemandangan alam di kiri kanan menjadi hiburan yang tidak kami temui di kota besar.



usai unloading dan berfoto sejenak di terasering panyaweuyan, dimulailah perjalanan penuh tanjakan, sesekali adalah turunan namanya juga menuju bukit, untungnya lelah terbayar dengan pemandangan di sepanjang jalan kebetulan sedang musim panen kol, cabe, kentang dan bebrapa jenis sayuran lainnya. 

beberapa ratus meter sebelum Bukit Kanaga saya menyerah kalah dengan tanjakan yang cukup curam untuk digowes, maka evak dengan mobil bak terbuka merupakan pilihan. sebelum kembali turun kali ini digowes karena lebih banyak turunan, kami makan siang dengan lauk yang sudah dibawakan oleh tuan rumah. Nikmatnya lelah, makan siang dengan pemandangan alam yang begitu mempesona.






Minggu, 10 Januari 2021

Trekking Menghirup Udara Segar

 November 2020,

Pandemi covid-19 yang berlangsung sejak Maret 2020 membuat masyarakat terpaksa tidak bisa bepergian berwisata seperti biasanya, namun kebosanan lambat laun memaksa masyarakat untuk bisa keluar sekedar menghirup udara segar setelah terkungkung di rumah saja. Trekking di pegunungan dengan tetap mematuhi protokol 3 M (menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan) menjadi pilihan, salah satunya jalur trekking di Sentul, Bogor, Jawa Barat.
 
Bersama komunitas gowes kami sepakat Trekking ke 3 curug : Curug Ciburial, Curug Kembar & Curug Hordeng, dan karena gak mau repot kami menggunakan Campa sebagai operator tour. Budget yang telah disepakati dengan Campa Tour yaitu : biaya per-orang utk paket ke 3 curug Rp 150.000,-/orang, paket makan siang Rp 40.000,-/orang (karena kami mau praktis setelah capek trekking tinggal makan gak perlu cari resto or warung makan lagi) & mobil bak terbuka Rp 300.000,-/untuk 10 orang. karena kami ber-9 jadi per orang sekitar Rp 220.000,-.
 

Karena tidak ingin terlalu ramai dan panas, maka kami sepakt bertemu di meeting point Jugle Land Sentul pk 06.00 WIB, di lokasi 2 guide dari Campa Tour sudah menunggu. setelah parkir kendaraan di lapangan yang cukup luas, kami pindah ke mobil bak terbuka yang akan membawa kami ke titik star/finish. menggunakan kendaraan bak terbuka menjadi pilihan mengingat jalan sempit dan naik turun tajam menuju lokasi star yang kami tempu sekitar 30 menit.
 
 
 
 
setelah pemanasan sebentar di lokasi star, dimulailah perjalanan mendaki sepanjang 6 kilometer pulang pergi. jaraknya gak begitu jauh sebenarnya, hanya saja jalanan yang kami tempuh mendaki,  tapi itu semua terbayar dengan pemandangan indah di kiri kanan jalan. 
 
curug yang pertama kami datangi yaitu curug ciburial, tak ingin berlama-lama kami pun terjun berenang di curug yang di satu sisi memiliki kedalama yang lumayan, tapi jangan khawatir sudah disediakan tambang sebagai pegangan. setelah puas berendam dan foto-foto kami melanjutkan perjalanan ke curug berikutnya yaitu curug kembar. sesuai dengan namanya ada 2 curug atau air terjun yang letaknya berdampingan. kemudian curug terakhir yang kami datangi curug hordeng karena bentuknya menyerupai hordeng yang menutup perbukitan di belakangnya. oh ya, dari satu curug ke curug berikutnya kami tidak berganti baju, jadi basah-basahan dari satu curug ke curug berikutnya.
 


puas bermain-main di 3 curug dan foto-foto, maka kami pun kembali ke lokasi star tadi pagi, lokasi mobil bak terbuka menunggu untuk membawa kami turun. tapi sebelum turun sesampai di lokasi start memanfaatkan kamar mandi di rumah penduduk yang bayar serelanya kamipun menumpang mandi dan berganti pakaian. di perjalanan pulang kami mampir ke resto untuk makan siang berupa paket nasi liwet, ayam goreng, sayur asam, tidak lupa lalapan dan sambal, paket yang juga sudah kami pesan ke Campa Tour.

 


 
perjalanan melelahkan yang terbayar, mendapat udara segar pegunungan, menjajal kemampuan kaki dan nafas serta pemqandangan indah di sepanjang jalan.