Kamis, 19 Juli 2018

Labuan Bajo


BEAUTIFUL LABUAN BAJO

Mei 2018

Pulau Padar
Mau coba merasakan sensasi bermalam di kapal di tengah lautan luas? Mau coba traveling yang gak biasa? Nah Labuan Bajo bisa menjadi pilihan untuk wisatawan yang suka tantangan dan keindahan alam. Keunikan tempat wisata di Labuan Bajo yang menarik minat saya dan keluarga untuk ikut trip Live on Board selama 3 hari 2 malam, dan atas info dari temen yang pernah pergi kesana, kami pilih ikut open trip yang diadakan Kemanalagi_id dengan biaya 2,5 juta/orang untuk LOB selama 3 hari 2 malam, termasuk makan selama 3 kali/hari, tiket menuju lokasi wisata dan penjemputan dari dan ke bandara. Kami sekeluarga ber-4 memilih untuk pergi di tgl merah 10 Mei dan kembali lagi ke Jakarta 14 Mei, sehingga untuk yang kerja cuma perlu cuti 2 hari (jum’at dan senin) dan yang bolos sekolah juga cuma 2 hari, hehe. Kami juga memilih untuk menginap di Labuan Bajo sehari sebelum LOB dan sehari sesudahnya agar tidak terburu-buru mengejar waktu penerbangan.

Arti Labuan Bajo sendiri setelah saya coba cari,  Labuan berarti “tempat berlabuh”, sementara Bajo berarti “Suku Bajo” yang berasal dari Sulawesi.  Selama puluhan tahun Suku Bajo sudah bermukim di pesisir barat Flores ini, tak heran kita dengan mudah mendengar suara azan dan masjid di sekitar pelabuhan Labuan Bajo.
 

Kami berangkat dengan pesawat pagi yang transit di Denpasar untuk berganti pesawat, tiba di Bandar udara Komodo, Labuan Bajo  pk 13.00 WITA driver dari travel sudah menjemput dan siap mengantar  kami ke Oce Tree Otel, hotel yang sudah kami book secara online. Cuaca panas membuat kami malas untuk keluar hotel dan hanya leyeh-leyeh di kamar, baru sorenya sambil menunggu sunset kami jalan-jalan di belakang hotel yang ternyata merupakan pelabuhan kecil.
Hari jum’at sesuai agenda kami dijemput travel tour dari hotel menuju pelabuhan ujung, tempat kapal bersandar, di lokasi ini sudah ada 4 rekan seperjalanan, mereka adalah  pak Oentoro yang pergi sendiri, Oji pemuda dari Surabaya yang juga pergi sendiri dan Arfi serta Dhita teman backpackeran. Sebenarnya masih ada 3 cewek lagi yang masuk dalam teman perjalanan kami, tapi mereka ketinggalan pesawat dan akan menyusul. Jadi 11 orang jumlah peserta open trip kami.



Memasuki kapal seperti pinisi, oleh tour guide Arjuna kami diperlihatkan fasilitas yang ada di kapal, antara lain kamar tempat kami tidur yang ber-AC, 2 kamar mandi masing-masing 1 untuk cowok dan 1 untuk cewek, dapur dan dek bagian atas tempat bersantai. Sempat agak khawatir selam 3 hari 2 malam kami di atas kapal apakah akan bosan? Lalu bagaiman dengan makanan meski pihak travel menyebutkan kami akan mendapat makanan 3 kali sehari. Dan ternyata malah kami gak sempat bosan, karena jadwal yang sudah dibuat cukup padat, selain itu chef muda yang ikut bersama kami cukup ahli dalam mengolah makanan sehingga semua peserta trip sepakat menyatakan makanan yang disediakan enak, apalagi jika sore menjelang, sang chef yang sampai lupa kami tanyakan namanya selalu menyediakan cemilan teman minum teh/kopi di sore hari seperti pisang goreng keju, pisang goreng meises.
bergaya di atas kapal pinisi

Lokasi pertama yang kami tuju adalah Pulau Kelor, di sini kita mendaki bukit yang lumayan terjal tapi itu semua terbayar dengan pemandangannya dari atas berupa gradasi warna laut hijau muda, biru muda sampai biru tua bening. Oh ya untuk ke setiap lokasi wisata kapal akan bersandar sekitar 200-500 meter dan kita akan diangkut dengan boat menuju lokasi. Berikutnya lokasi yang kami datangi adalah Pulau Rinca, salah satu pulau selain pulau Komodo, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara Timur yang merupakan habitat Komodo, spesies kadal terbesar di dunia dengan rata-rata panjang 2-3 meter. Agak takut juga begitu memasuki pulau Rinca karena info dari tour guide komodo-komodo hidup bebas di pulau ini, karena itu wisatawan perlu didampingi pawang atau ranger untuk setiap kelompoknya. Pak Renus ranger yang mengantar kami trekking,  menawarkan  3 pilihan trek di pulau ini : short trek, medium trek dan long trek, kami sepakat memilih short trek. Sampai di pulau Rinca sekitar jam 2 siang,  jam-jam seperti ini aktivitas komodo tidak banyak sehingga memang disarankan wisatawan datang pada jam-jam ini, sementara pagi dan sore aktivitas komodo lebih aktif karena waktu mereka mencari makan. 

Benar saja baru sekitar 200 meter dari loket penjualan tiket, kami sudah bertemu sekitar 9 komodo yang dengan enaknya tidur di dekat rumah panggung tempat para ranger menginap, dan karena warna kulit komodo abu-abu gelap sampai merah batu bata sehingga nyaris tersamar dengan warna tanah. Di perjalanan menuju bukit kami juga sempat melihat 2 komodo yang satu baru saja memakan mangsa (ada darah di sekitar mulutnya), dan yang satu lagi berusaha memanjat bukit, just info komodo selain sangat cepat berlari mengejar mangsa juga bisa berenang dan menyelam. Destinasi terakhir di hari pertama adalah Pulau Kalong Rinca, di pulau ini kita tidak memasuki pulau hanya melihat dari kejauhan kawanan kalong/kelelawar keluar dari pulau tsb.



Hari kedua trip, tujuan kami adalah Pulau Padar, Pink Beach, Manta Point, Taka Makasar dan Gili Lawa untuk melihat sunset. 5 lokasi ini benar-benar mengagumkan, di Pulau Padar kita bisa melihat lekukan teluk yang begitu Indah selain melihat matahari muncul dari balik bukit, sementara di Pink Beach sesuai namanya pasir di lokasi ini berwarna merah muda/pink bercampur dengan pasir putih dan birunya laut. Sayang di Manta Point kami sedang tidak beruntung, tidak ada satupun Ikan pari manta spesies ikan pari terbesar di dunia menampakan diri. Namun kekecewaan tidak bertemu manta sedikit terobati di Taka Makasar melihat taman lautnya yang begitu Indah dan di Pasir Timbul, gundukan pasir yang terbentuk hanya saat air laut surut,  seperti kolam renang pribadi layaknya. Hari ke-2 ditutup dengan perjuangan mendaki Gili Lawa yang cukup tinggi dan terjal untuk melihat sunset dari puncak gili/pulau tsb.



Hari ke-3 atau hari terakhir, sebelum pulang kami menuju Pulau Kanawa untuk snorkeling. Kanawa sendiri merupakan sebuah resort yang memiliki spot snorkeling yang cukup Indah, ikan-ikan kecil berwarna warni bisa dengan mudah dilihat dari atas tanpa perlu kita menyelam karena airnya yang cukup bening. Pulau Kanawa merupakan lokasi terakhir dari sejumlah lokasi yang ditawarkan pada paket tour Labuan Bajo Live on Board/LOB. Kami kembali ke pelabuhan dengan sejuta kenangan akan indahnya alam Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar