Minggu, 24 November 2019

Vietnam Trip, Gurun Pasir yang Mempesona






November 2019,


Trip ketiga dari geng kantor yang sepakat untuk rutin jalan-jalan setelah sebelumnya ke Hongkong-Macau dan Melaka-Malaysia adalah Vietnam. Agak lupa kenapa akhirnya kami ber-6 plus satu yang bukan rekan kantor memutuskan tujuan wisata berikutnya adalah Vietnam, mungkin juga karena paket jalan-jalannya terjangkau dan yang penting ke Luar Negeri, itulah semboyan kami.






Akhirnya kami sepakat membeli paket wisata dari travel yang sama yang  sebelumnya pernah kami gunakan saat trip ke Melaka karena gak mau ribet, sebelumnya kami puas dengan pelayanan tour leader dan hotel yang kami tempati, bukan bintang 5 tetapi bersih dan berada di dekat pusat kita.  Disepakti kami mengambil paket 4 hari 3 malam 15-18 November 2019 (ada 2 hari libur Sabtu & Minggu) sehingga kami yang pekerja kantoran cukup mengambil cuti 2 hari saja. Untuk tour paket hemat seperti yang kami ambil selama ini gak enaknya adalah 2 hari dihabiskan di perjalanan karena harus transit pergi dan pulang.


Hari pertama penerbangan kami ke Singapura delay sehingga sampai di Vietnam sudah sore dan sedikit bermasalah karena salah satu koper tidak ditemukan, ternyata tidak terangkut saat transit. Ground handling di bandara berjanji akan mengantar koper tsb keesokan harinya. karena sudah malam dan kami semua lelah  jadwal yang seharusnya yaitu kami makan malam di Ben Thanh Night Market sepakat kami hilangkan.

Hari kedua, seperti permintaan kami sebelumnya kepada pihak  travel kami memilih Mui Ne sebagi salah satu tujuan wisata yang akan kami kunjungi. Mui Ne sendiri merupakan kota kecil yang berada di pinggir Laut China Selatan dan berjarak sekitar 5 jam perjalanan darat menggunakan bus dari ibu kota Vietnam, Ho Chi Minh City. Jangan khawatir karena kursi bus nya sudah di design khusus sehingga para penumpang bisa tiduran. Selain pemandangan pantainya yang cantik, Mui Ne memiliki daya tarik tersendiri untuk para wisatawan yaitu padang pasir yang terbentang luas yaitu White Sand Dunes, dengan pasir putihnya dan Red Sand Dunes yang pasirnya berwarna kemerahan (coklat).




Oh ya dalam perjalanan menuju padang pasir, kami mampir di Fairy Stream yang berada di pusat kota Mui Ne. Fairy Stream merupakan sebuah aliran sungai kecil namun di kanan kirinya terdapat tebing pasir dengan paduan warna merah dan putih membentuk formasi yang sangat indah. Sekilas aliran air di Fairy Stream seperti air yang kotor karena berwarna kecoklatan, namun ternyata warna kecoklatan itu ditimbulkan dari tanah liat yang menjadi dasar sungai, airnya sendiri sangat bening. Sensasi menyusuri sungai dengan pemandangan tebing pasir warna-warni dipadu dengan hijaunya pepohonan dan semilir angin sungguh menyenangkan. 


Hari ketiga dalam itinerary yang sudah dibagikan sebelumnya kepada para peserta hari ini hanya akan City tour. Destinasi pertama yang kita datangi adalah Saigon Central Post Office, kantor pos besar ini terletak di pusat kota Saigon, berdekatan dengan Saigon Notre-Dame Basilica. Gedung ini dirancang dengan gaya Gothic oleh Gustave Eiffel, arsitek terkenal yang juga perancang Menara Eiffel di Paris, Perancis. Menyebrang jalan dari kantor pos besar selanjutnya kita menuju Saigon Notre-Dame Basilica, Gereja yang memiliki nama resmi Basilica of our Lady of The Immaculate Conception. Gereja ini disebut juga Notre Dame karena mirip dengan katedral yang terkenal dengan legenda Si Bungkok di Paris. 
 
Setelah puas berfoto di dua bangunan peninggalan sejarah, sebelum ke  Ben Thanh Market, kami diajak berjalan kaki menuju Reunification Palace istana yang dulunya merupakan tempat berdirinya Istana Norodom yang diberi nama berdasarkan nama Raja Kamboja. Akhirnya yang ditunggu tiba apalagi kalau bukan mengunjungi Ben Thanh Market, pasar tradisional yang cukup besar di Ho Chi Minh, ibukota Vietnam. Pasar ini memiliki bentuk bangunan kuno dan menjual berbagai pakaian, makanan, serta souvenir. Di pagi hingga sore hari, kegiatan berpusat di dalam pasar, sedangkan sore sampai tengah malam dilanjutkan dengan pasar malam (Ben Thanh Night Market) yang ada di jalanan.

 


 

Itulah sekilas cerita jalan-jalan kami ke Vietnam, Negara terpadat nomor 13 di dunia. Jika dibandingkan dengan Indonesia sangat jauh, kotanya kotor dan lalu lintasnya semrawut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar