Desember 2009,
Mendengar nama Citarik, tentu ingatan kita tidak lepas dari olah raga air “Arung Jeram”. Yup, betul sekali, meski karena tugas kantor saya pernah mencoba olah raga air ini saat melakukan peliputan profil pengarung jeram wanita, Yuanita, yang juga salah satu pemilik operator olah raga air yaitu arus liar, namun rasanya ingin juga mengenalkan anak-anak olah raga yang satu ini.
Setelah mencari Informasi detail soal olah
raga ini di arus liar, maka diputuskan untuk ikut paket camping
untuk keluarga yang memang diadakan setiap hari sabtu-minggu. Sekalian
mengenalkan kepada anak-anak bagaimana rasanya tidur di alam bebas. Untuk paket camping, menginap satu
malam di tenda yang telah disediakan termasuk 3 kali makan (makan siang, malam
dan sarapan), serta beberapa permainan plus berkunjung ke pabrik pengolahan
karet, untuk dewasa dikenakan tariff @ Rp 350.000,- sedangkan untuk anak-anak
di bawah usia 12 tahun @ Rp 300.000,-. Sebelum berangkat, arus liar selaku operator wisata ini mengirimkan
peta jalan yang harus dilalui dan juga perlengkapan apa saja yang harus kami
bawa serta jadwal kegiatan selama kami ikut dalam camping satu hari tsb.
Seperti yang disarankan oleh arus
liar, maka sabtu pagi pk 06.00 wib, kami sudah meluncur menuju Sukabumi
mengikuti rute yang disarankan agar tidak terjebak macet di pasar yang berada
di tepi jalan arah menuju Sukabumi. Ternyata arah menuju Citarik dari jalan
raya Sukabumi, aspal sudah terbentang mulus, berbeda saat saya melakukan
peliputan di tempat ini sekitar tahun 2001. Karena jalan yang cukup mulus dan
tidak terjebak macet, pk 10.30 wib kami sudah tiba di Citarik. Sambil menunggu
peserta lainnya, kami disuguhi makanan kecil khas pedesaan : pisang rebus,
kacang rebus dan teh hangat. Setelah semua peserta hadir (yang kebanyakan
adalah keluarga yang membawa anak-anak mereka), barulah dimulai acara ice
breaking, untuk menghilangkan kekakuan antar peserta dan saling memperkenalkan
peserta yang akan bersama-sama di satu tempat selama dua malam satu hari.
Setelah ice breaking, sebelum kami dipersilahkan makan siang, kepada peserta
juga dibagikan tenda-tenda yang akan menjadi tempat menginap. Satu tenda untuk
2 orang, karena kami ber 4, maka kami mendapat 2 jatah tenda yang sudah
dilengkapi dengan sleeping bag yang kami boleh pilih sendiri tenda mana yang
akan kami tempati (tenda sudah didirikan oleh panitia).
Setelah santap siang dengan menu khas
sunda, maka dimulailah aneka permainan. Diawali dengan menangkap ikan dan
menanam padi di sawah. Awalnya anak-anak peserta agak canggung, namun setelah
terjun di lumpur sifat anak-anaknya muncul. Saling melempar lumpur dan berebut
ikan hasil tangkapan mewarnai permainan ini. Tanpa mengenal lelah, anak-anak
tetap semangat melanjutkan permainan berikutnya yaitu : board river. Dalam
permainan ini peserta bergantian menaiki sebilah papan terbuat dari styrofoam
yang akan ditarik oleh seutas tali berlawanan dengan arus sungai Citarik. Cukup
seru dan menantang, bahkan para orangtua juga diperbolehkan mencoba permainan
ini. Setelah bermain lumpur dan berbasah-basahan di sungai, selanjutnya adalah
acara bebas, mandi dan istirahat. Malam hari, usai santap malam kepada peserta
disajikan api unggun dan bahan-bahan untuk barbeque, berupa aneka ikan dan
jagung. Melengkapi acara barbeque, panitia juga menyediakan aneka minuman
hangat.
Minggu pagi, meski masih dibalut
udara dingin dan mengantuk, namun jadwal kegiatan sudah menunggu yaitu : tracking di
kebun karet dan melihat dari dekat pabrik karet. Usai sarapan, tidak seperti biasanya
para peserta diangkut menuju lokasi kebun karet menggunakan truk terbuka. Tentu
saja anak-anak yang biasa dengan kehidupan Jakarta antusias berada dalam truk
terbuka, apalagi jika truk tsb miring karena jalanan yang memang
berkelok-kelok. Sekitar 15 menit berkendaraan, sampailah peserta di kebun karet
yang dituju. Dengan panduan pemandu wisata dari panitia, peserta diajak
menjelajah kebun karet yang cukup luas, juga dijelaskan jenis-jenis pohon karet
dan cara menyadap getah karet. Untuk melengkapi petualangan pagi ini, kami juga
diajak mengunjungi pabrik pengolahan karet. Setelah puas tracking &
berkunjung ke pabrik pengolahan karet, peserta kembali ke lokasi penginapan tentu saja
dengan tetap diangkut oleh truk.
Untuk peserta yang tidak ikut arung
jeram, setelah makan siang diperbolehkan pulang. Namun karena kami ingin
mengajak anak-anak mencoba arung jeram, maka diputuskan untuk mendaftar. Untuk mencoba arung jeram, peserta diharuskan membayar lagi dengan tarif bervariasi
tergantung jauhnya jarak tempuh. Karena anak-anak pertama kali mencoba, maka
kami memilih paket 1 jam, dengan tariff Rp350.000,-/orang. Seru dan menantang,
berarung jeram bersama keluarga. Olah raga ini ternyata diperbolehkan juga
untuk anak-anak mulai 5 tahun ke atas. Jika dalam perahu terdapat anak-anak
(5-7 tahun), maka demi keselamatan pemandu dalam perahu tsb ditambah menjadi 2
orang.
Usai berarung jeram, maka kamipun
siap-siap kembali ke Jakarta, kembali bersiap-siap mengarungi rutinitas kerja
dan sekolah.
![]() |
River Board |
Rafting di Sungai Citarik |
Menangkap Ikan |
Naik Truk Terbuka |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar