Minggu, 23 November 2014

Murah Meriah ke Bangkok



Damnoen Saduak - Floating Market
Wat Arun - Temple of Dawn

Januari 2010,


Jalan-jalan murah meriah siapa yang gak mau, apalagi kalau ke luar negeri.  Pernah sih denger ada maskapai penerbangan  yang slogannya klo gak salah "semua orang bisa terbang", wah pasti murah nih pikir saya. akhirnya dengan semangat 45 sekaligus pengen tau kebenaran slogan maskapai ini,  6 bulan sebelum keberangkatan saya coba browsing di airasia.com dan ahaaa.....ternyata ada tawaran harga murah untuk paket penerbangan (PP) plus penginapan ke Bangkok.  Atas persetujuan anggota keluarga lainnya,  saya langsung book paket tsb untuk sekeluarga. Buat saya harga yang ditawarkan 1,5 juta rupiah/orang untuk paket penerbangan (PP) dan penginapan selama 3 hari 2 malam cukup murah. Pertimbangan itulah yang membuat saya dan suami memutuskan untuk  mencoba paket yang ditawarkan. Menunggu 6 bulan tentu saja saya terus berdo’a agar rencana kami berjalan lancar tidak ada halangan apapun, mengingat dalam klausulnya air asia tidak membolehkan mengganti orang yang akan bepergian maupun menunda jadwal yang telah disepakati.
  
Akhirnya waktu yang ditunggu tiba, anak-anak tak sabar untuk berlibur bersama kami setelah sebelumnya sempat browsing apa saja yang bisa kami lakukan selama di Bangkok. Penerbangan sore hari yang memakan waktu 3 jam tidak terasa, tanpa gangguan pk 19.00 waktu Bangkok tibalah kami di bandara yang cukup megah, Svarnabhum. Setelah menganggumi bandara yang cukup modern karena dikelilingi kaca sebagai atapnya, kami memutuskan umendatangi counter biro perjalanan wisata yang banyak tersebar di pintu keluar penumpang.  Akhirnya kami pilih paket wisata ½ hari di hari pertama besok. Karena hari sudah cukup malam dan ternyata hotel tempat kami menginap Thong Ta Resort lokasinya tak jauh dari bandara namun jauh dari pusat pertokoan, maka malam pertama di Bangkok kami langsung ke hotel diantar shuttle bus hotel-bandara yang sudah disiapkan (for free).

Sesuai rencana, hari kedua di Bangkok kami isi dengan mengikuti paket wisata ½ hari yang sudah kami pesan di bandara, saat mendarat kemarin. Kami dijemput oleh tour operator langsung ke hotel untuk selanjutnya menuju Wat Traimit (Golden Budha Temple), yaitu patung budha yang terbuat dari emas murni. Tidak ada yang istimewa dari lokasi wisata ini selain karena emas murni yang berbentuk patung sang budha Gautama yang berwarna kuning keemasan. Lokasi tujuan wisata berikutnya adalah Reclining Budha Temple, yaitu patung sang Budha yang cukup panjang setengah berbaring. Selain patung reclining budha, di komplek wisata ini kita juga bisa melihat berbagai patung budha lainnya yang terbuat dari perunggu. Setelah dari tempat ini sebenarnya kami masih dibawa ke toko perhiasan dan sutra yang sepertinya sudah bekerjasama dengan biro perjalanan yang kami ikuti, namun karena kami kurang tertarik, maka kami hanya sebentar berada di tempat tsb. Sebenarnya masih ada satu lokasi wisata lagi yang termasuk dalam paket, namun karena anak-anak sudah bosan hanya melihat patung budha saja, maka kami memutuskan untuk minta diturunkan di halte perahu terdekat agar bisa mencoba moda transportasi lain di Bangkok yang cukup terkenal, yaitu mengarungi Chao Phraya, sungai  terpanjang yang membelah kota Bangkok dan menjadi urat nadi transportasi masyaraat selain BTS (Bus Transmision System). 

Dengan tiket jika di kurs dalam rupiah seharga 1500 rupiah/orang, kami mencoba sarana transportasi sejenis perahu penyeberangan yang cukup untuk memuat sekitar 50 penumpang. Meski sudah bosan dengan temple/candi, namun karena promosi seorang teman bahwa di belakang Wat Arun terdapat pedagang souvenir murah dan bisa berbahasa Indonesia, maka setengah memaksa saya meminta pengertian anak-anak dan suami agar mau berhenti di lokasi wisata ini. Berbeda dengan dua candi sebelumnya, di Wat Arun, bukan patung budha yang kita temui tapi sejenis candi yang cukup besar penuh dengan ukiran warna warni. Dan benar, di belakang Wat Arun terdapat pasar kaget yang penjualnya bisa sedikit-sedikit berbahasa Indonesia. Puas berbelanja souvenir di tempat ini yang memang cukup murah, kami kembali naik perahu melewati Chao Phraya untuk turun di halte terdekat dengan pusat perbelanjaan. Di Paragon, mall yang cukup besar di Bangkok, kami menikmati santap malam hidangan khas Thailand, nasi goreng Thailand, Thai Tea dan beberapa jenis makanan yang sudah lupa namanya, namun hanya ada dua kata untuk makanan tersebut, yaitu enak dan enak sekali. Setelah cukup mengisi perut, kami putuskan untuk kembali ke hotel menggunakan taksi. Masalah yang timbul adalah, diantara kami tidak ada satupun yang hafal nama hotel tempat kami tinggal, tidak membawa kartu nama hotel  dan banyak supir taksi di Bangkok yang tidak mengerti sama sekali bahasa inggris, akhirnya setelah sempat beberapa saat bingung, kami  menggunakan taksi ke bandara dan dari bandara kami akan menggunakan bus hotel, seperti yang kami lakukan saat pertama tiba di bangkok. Oh ya, sebelum kami meninggalkan tour guide dari biro perjalanan wisata, kami diajak ke kantor biro tsb dan sempat memesan paket satu hari penuh untuk mengisi hari ke tiga kami di Bangkok.

Hari ketiga, sesuai dengan perjanjian, kami diminta sudah berada di tempat bertemu, salah satu hotel di tengah kota Bangkok pada pk 07.00 waktu setempat, mengingat tour hari ini akan menuju luar kota Bangkok. Bersama dengan rombongan turis lain sekitar 10 orang, kami diajak untuk ke lokasi wisata pertama yaitu Damnoen Saduak-Floating Market, yang awalnya adalah irigasi untuk mengalirkan air ke sawah-sawah namun kemudian dialih fungsikan menjadi lokasi wisata. Sebenarnya tidak terlalu istimewa, hanya terusan seperti sungai-sungai kecil yang harus ditempuh oleh wisatawan dengan menggunakan perahu yang memuat 4 orang. Di sepanjang jalur yang dilalui wisatawan di kiri dan kanan terdapat pedagang yang menjajakan aneka jenis makanan dan cenderamata, bahkan ada pula para pedagang yang menjajakan dagangannya dengan menggunakan perahu. Yang patut diacungi jempol adalah kebersihan irigasi tsb dan para pedagang yang tidak membuang sampah ke irigasi tsb. Setelah puas bersampan, rombongan melanjutkan perjalanan ke Kwai of Bridge setelah sebelumnya sempat disajikan makan siang di sebuah restoran (termasuk dlm paket). Kwai of Bridge, adalah jembatan kereta yang menurut sejarah dibangun oleh para tawanan (ada pula yang berasal dari Indonesia) yang menghubungkan Thailand dan Myanmar. Di lokasi ini juga terdapat semacam museum (yang tidak terawat) berisi berbagai jenis senjata, kereta kuda dan lain-lain yang berkaitan dengan pembangunan jembatan tsb. Tujuan terakhir dari wisata hari ke tiga adalah Tiger Temple, semacam taman safari jika di Indonesia namun lebih luas lagi. Keistimewaan tempat ini adalah harimau-harimau yang ada disana ukurannya cukup besar namun tunduk oleh biksu yang menjadi pawangnya. Bahkan konon, pada hari tertentu harimau-harimau tsb diajak ke kota oleh sang biksu. Di tempat ini selain  wisatawan bisa berphoto bersama harimau,  juga bisa melihat langsung (pada jam-jam tertentu) berbagai binatang yang ada di tempat ini unta, jerapah, sapi dll binatang jinak,  diberi makan oleh penjaganya. Meski sudah cukup malam setibanya di lokasi tempat kami ditunrunkan, namun karena tempat tsb dekat dengan pertokoan, maka kami sempatkan untuk ke mall (lagi) untuk makan malam dan cuci mata. 

Hari ke empat, waktunya kembali ke tanah air. Namun karena penerbangan yang akan membawa kami ke Indonesia pukul 19.00,  masih cukup bagi kami untuk mengunjungi Chatuchak-Weekend Market, pasar tradisional yang hanya buka di hari Sabtu dan Minggu yang  menjual berbagai jenis barang-barang, mulai dari cenderamata hingga barang pecah belah. Untuk menyingkat waktu, kami sekaligus check out dari hotel dan menitipkan barang-barang di bandara dengan tariff 50 ribu rupiah. Tidak lengkap jika ke Bangkok tidak mencoba tuktuk, sejenis bajaj yang bisa menampung 4 penumpang. Karena itu puas dari Chatuchak, kami sempatkan ke pusat kota selain untuk mencari makan siang juga untuk mencoba sarana transportasi tsb. 

Sayangnya perjalanan wisata ini harus berakhir, dari pusat kota kami langsung ke bandara untuk kembali ke Jakarta, berharap bisa dapet paket murmer lagi untuk jalan-jalan.

Chatuchak - Weekend Market
Wat Pho - Reclining Budha Temple
Kwai Bridge
Damnoen Saduak - Floating Market
 



Tiger Temple

Svarnabhum





3 komentar:

  1. Malam mba..boleh tau waktu ke tiger tempel pake travel tour apa..?berapa cost nya?thanks..

    BalasHapus
  2. Malam mba..boleh tau waktu ke tiger tempel pake travel tour apa..?berapa cost nya?thanks..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hellow euginia, maaf lama sekali baru dibalas. agak lupa soal harganya, tapi saya dpt tour setenagh hari itu di bandara begitu mendarat ada bbrp penawaran. sayangnya info terakhir tiger tempel skrg shd ditutup karena ada pengaduan hewan2 disana tdk diberi makan yg cukup

      Hapus