 |
Damnoen Saduak - Floating Market |
 |
Wat Arun - Temple of Dawn |
Januari
2010,
Jalan-jalan murah meriah siapa yang gak mau, apalagi kalau ke luar negeri. Pernah sih denger ada maskapai penerbangan yang slogannya klo gak salah "semua orang bisa terbang", wah pasti murah nih pikir saya. akhirnya dengan semangat 45 sekaligus pengen tau kebenaran slogan maskapai ini, 6 bulan sebelum keberangkatan saya coba browsing di airasia.com dan ahaaa.....ternyata ada tawaran harga murah untuk paket
penerbangan (PP) plus penginapan ke Bangkok. Atas persetujuan anggota keluarga lainnya, saya langsung book
paket tsb untuk sekeluarga. Buat saya harga yang ditawarkan 1,5 juta rupiah/orang untuk
paket penerbangan (PP) dan penginapan selama 3 hari 2 malam cukup murah.
Pertimbangan itulah yang membuat saya dan suami memutuskan untuk mencoba paket yang ditawarkan. Menunggu 6
bulan tentu saja saya terus berdo’a agar rencana kami berjalan lancar tidak ada
halangan apapun, mengingat dalam klausulnya air asia tidak membolehkan
mengganti orang yang akan bepergian maupun menunda jadwal yang telah
disepakati.
Akhirnya waktu yang ditunggu tiba, anak-anak tak sabar untuk berlibur bersama kami setelah sebelumnya sempat
browsing apa saja yang bisa kami lakukan selama di Bangkok. Penerbangan sore
hari yang memakan waktu 3 jam tidak terasa, tanpa gangguan pk 19.00 waktu
Bangkok tibalah kami di bandara yang cukup megah, Svarnabhum. Setelah
menganggumi bandara yang cukup modern karena dikelilingi kaca sebagai atapnya,
kami memutuskan umendatangi counter biro perjalanan wisata yang banyak
tersebar di pintu keluar penumpang. Akhirnya kami pilih paket
wisata ½ hari di hari pertama besok. Karena hari sudah cukup malam dan ternyata
hotel tempat kami menginap Thong Ta Resort lokasinya tak jauh dari bandara namun jauh dari pusat pertokoan, maka malam pertama di Bangkok kami langsung ke hotel diantar shuttle bus
hotel-bandara yang sudah disiapkan (for free).
Sesuai rencana, hari kedua di Bangkok
kami isi dengan mengikuti paket wisata ½ hari yang sudah kami pesan di bandara, saat mendarat kemarin.
Kami dijemput oleh tour operator langsung ke hotel untuk selanjutnya menuju Wat Traimit (Golden Budha Temple),
yaitu patung budha yang terbuat dari emas murni. Tidak ada yang istimewa dari
lokasi wisata ini selain karena emas murni yang berbentuk patung sang budha
Gautama yang berwarna kuning keemasan. Lokasi tujuan wisata berikutnya adalah Reclining Budha Temple, yaitu patung
sang Budha yang cukup panjang setengah berbaring. Selain patung reclining
budha, di komplek wisata ini kita juga bisa melihat berbagai patung budha
lainnya yang terbuat dari perunggu. Setelah dari tempat ini sebenarnya kami
masih dibawa ke toko perhiasan dan sutra yang sepertinya sudah bekerjasama
dengan biro perjalanan yang kami ikuti, namun karena kami kurang tertarik, maka
kami hanya sebentar berada di tempat tsb. Sebenarnya masih ada satu lokasi
wisata lagi yang termasuk dalam paket, namun karena anak-anak sudah bosan hanya
melihat patung budha saja, maka kami memutuskan untuk minta diturunkan di halte
perahu terdekat agar bisa mencoba moda transportasi lain di Bangkok yang cukup
terkenal, yaitu mengarungi Chao Phraya,
sungai terpanjang yang membelah kota
Bangkok dan menjadi urat nadi transportasi masyaraat selain BTS (Bus
Transmision System).
Dengan tiket jika di kurs dalam rupiah seharga 1500 rupiah/orang, kami mencoba
sarana transportasi sejenis perahu penyeberangan yang cukup untuk memuat
sekitar 50 penumpang. Meski sudah bosan dengan temple/candi, namun karena
promosi seorang teman bahwa di belakang Wat
Arun terdapat pedagang souvenir murah dan bisa berbahasa Indonesia, maka
setengah memaksa saya meminta pengertian anak-anak dan suami agar mau berhenti
di lokasi wisata ini. Berbeda dengan dua candi sebelumnya, di Wat Arun, bukan
patung budha yang kita temui tapi sejenis candi yang cukup besar penuh dengan
ukiran warna warni. Dan benar, di belakang Wat Arun terdapat pasar kaget yang penjualnya bisa sedikit-sedikit berbahasa Indonesia. Puas berbelanja souvenir di tempat ini yang memang cukup
murah, kami kembali naik perahu melewati Chao Phraya untuk
turun di halte terdekat dengan pusat perbelanjaan. Di Paragon, mall
yang cukup besar di Bangkok, kami menikmati santap malam hidangan khas Thailand, nasi goreng
Thailand, Thai Tea dan beberapa jenis makanan yang sudah lupa namanya, namun
hanya ada dua kata untuk makanan tersebut, yaitu enak dan enak sekali. Setelah
cukup mengisi perut, kami putuskan untuk kembali ke hotel menggunakan taksi.
Masalah yang timbul adalah, diantara kami tidak ada satupun yang hafal nama
hotel tempat kami tinggal, tidak membawa kartu nama hotel dan banyak supir taksi di Bangkok yang tidak mengerti
sama sekali bahasa inggris, akhirnya setelah sempat beberapa saat bingung, kami menggunakan
taksi ke bandara dan dari bandara kami akan menggunakan bus hotel, seperti yang kami lakukan saat pertama tiba di bangkok. Oh ya,
sebelum kami meninggalkan tour guide dari biro perjalanan wisata, kami diajak
ke kantor biro tsb dan sempat memesan paket satu hari penuh untuk mengisi hari
ke tiga kami di Bangkok.
Hari ketiga, sesuai dengan perjanjian,
kami diminta sudah berada di tempat bertemu, salah satu hotel di tengah kota
Bangkok pada pk 07.00 waktu setempat, mengingat tour hari ini akan menuju luar kota Bangkok.
Bersama dengan rombongan turis lain sekitar 10 orang, kami diajak untuk ke
lokasi wisata pertama yaitu Damnoen
Saduak-Floating Market, yang awalnya adalah irigasi untuk mengalirkan air
ke sawah-sawah namun kemudian dialih fungsikan menjadi lokasi wisata.
Sebenarnya tidak terlalu istimewa, hanya terusan seperti sungai-sungai kecil
yang harus ditempuh oleh wisatawan dengan menggunakan perahu yang memuat 4
orang. Di sepanjang jalur yang dilalui wisatawan di kiri dan kanan terdapat
pedagang yang menjajakan aneka jenis makanan dan cenderamata, bahkan ada pula para
pedagang yang menjajakan dagangannya dengan menggunakan perahu. Yang patut
diacungi jempol adalah kebersihan irigasi tsb dan para pedagang yang tidak
membuang sampah ke irigasi tsb. Setelah puas bersampan, rombongan melanjutkan
perjalanan ke Kwai of Bridge setelah
sebelumnya sempat disajikan makan siang di sebuah restoran (termasuk dlm
paket). Kwai of Bridge, adalah jembatan kereta yang menurut sejarah
dibangun oleh para tawanan (ada pula yang berasal dari Indonesia) yang menghubungkan
Thailand dan Myanmar. Di lokasi ini juga terdapat semacam museum (yang tidak
terawat) berisi berbagai jenis senjata, kereta kuda dan lain-lain yang
berkaitan dengan pembangunan jembatan tsb. Tujuan terakhir dari wisata hari ke
tiga adalah Tiger Temple, semacam
taman safari jika di Indonesia namun lebih luas lagi. Keistimewaan tempat ini
adalah harimau-harimau yang ada disana ukurannya cukup besar namun tunduk oleh biksu yang menjadi
pawangnya. Bahkan konon, pada hari tertentu harimau-harimau tsb diajak ke kota
oleh sang biksu. Di tempat ini selain wisatawan bisa berphoto bersama
harimau, juga bisa melihat langsung (pada jam-jam tertentu)
berbagai binatang yang ada di tempat ini unta, jerapah, sapi dll binatang
jinak, diberi makan oleh penjaganya. Meski sudah cukup malam setibanya di lokasi tempat kami ditunrunkan, namun karena tempat tsb dekat dengan pertokoan, maka kami
sempatkan untuk ke mall (lagi) untuk makan malam
dan cuci mata.
Hari ke empat, waktunya kembali ke
tanah air. Namun karena penerbangan yang akan membawa kami ke Indonesia pukul 19.00, masih cukup bagi kami untuk mengunjungi Chatuchak-Weekend Market, pasar
tradisional yang hanya buka di hari Sabtu dan Minggu yang menjual berbagai jenis
barang-barang, mulai dari cenderamata hingga barang pecah belah. Untuk
menyingkat waktu, kami sekaligus check out dari hotel dan menitipkan
barang-barang di bandara dengan tariff 50 ribu rupiah. Tidak lengkap jika ke
Bangkok tidak mencoba tuktuk,
sejenis bajaj yang bisa menampung 4 penumpang. Karena itu puas dari Chatuchak,
kami sempatkan ke pusat kota selain untuk mencari makan siang juga untuk
mencoba sarana transportasi tsb.
Sayangnya perjalanan wisata ini harus
berakhir, dari pusat kota kami langsung ke bandara untuk kembali ke Jakarta, berharap bisa dapet paket murmer lagi untuk jalan-jalan.
 |
Chatuchak - Weekend Market |
 |
Wat Pho - Reclining Budha Temple |
 |
Kwai Bridge |
 |
Damnoen Saduak - Floating Market |
 |
Tiger Temple |
 |
Svarnabhum |
Malam mba..boleh tau waktu ke tiger tempel pake travel tour apa..?berapa cost nya?thanks..
BalasHapusMalam mba..boleh tau waktu ke tiger tempel pake travel tour apa..?berapa cost nya?thanks..
BalasHapushellow euginia, maaf lama sekali baru dibalas. agak lupa soal harganya, tapi saya dpt tour setenagh hari itu di bandara begitu mendarat ada bbrp penawaran. sayangnya info terakhir tiger tempel skrg shd ditutup karena ada pengaduan hewan2 disana tdk diberi makan yg cukup
Hapus